Bahwasanya walaupun jasad sudah hancur lebur dan bersatu dengan tanah akan tetapi ruh dari tubuh tersebut tidak akan pernah rusak atau fana, ia berada pada tempat-tempat yang sudah disediakan sesuai dengan segala amalan yang dikerjakannya pada waktu hidup di dunia. Maksudnya apabila pada waktu di dunia ia berada pada jasad yang senantiasa melakukan amal kebajikan maka ia akan merasakan kebahagiaan serta kenikmatan dari Allah SWT, dan sebaliknya apabila ia pada waktu di dunia ia berada pada jasad yang senantiasa melakukan amal keburukan maka ia akan merasakan pedihnya adzab dari Allah.
Bagi ruh-ruh yang memperoleh kebahagiaan serta kenikmatan dari Allah SWT, mereka bebas untuk mengadakan suatu perjalanan-perjalanan ziarah antara ruh yang satu dengan ruh yang lainnya, maka mereka dapat saling berjumpa dan saling mengunjungi dan saling ingat mengingatkan akan pengalaman masa lalu yang mereka kerjakan pada waktu hidup di dunia, disamping itu ruh-ruh yang telah memperoleh kebahagiaan serta kenikmatan itu dapat melihat keadaan penduduk dunia yang masih hidup.
Sedangkan ruh-ruh yang telah memperoleh siksa dari Allah SWT, senantiasa setiap harinya disibukkan oleh urusan siksaannya, sehingga tidak memungkinkan untuk melakukan perjalanan-perjalanan ziarah, atau saling berkunjung dengan ruh-ruh yang lain, karena mereka tertahan dan terkurung dalam belenggu siksa dari Allah SWT.
Setiap ruh itu itu akan selalu bersama dengan golongan sejenisnya dalam tingkat amal perbuatannya, sedangkan ruh Nabi Muhammad SAW, senantiasa didampingi oleh Ar-Rafiqul A'la yaitu Dzat Allah Azza wajalla.
Dalam surat An Nisa ayat 69 diterangkan bahwa : Dan barang siapa yang taat kepada Allah dan rasul-Nya maka mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi oleh Allah SWT. Yaitu para Nabi, Shadiqin dan para Syuhada dan orang-orang yang shalil. Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya.
0 komentar:
Posting Komentar