Manfaat Senam

  • Manfaat Fisik
Senam adalah kegiatan utama yang paling bermanfaat dalam mengembangkan
komponen fisik dan kemampuan gerak (motor ability). Lewat berbagai kegitannya anak yang terlibat senam akan berkembang daya tahan ototnya, kekuatannya, powernya, kelentukannya, koordinasinya, kelincahan serta keseimbangannya apalagi jika ditekankan pula kegiatan yang menuntut sistem kerja jantung dan paru (cardio-vaskular-system) program senam akan menyumbang pada perkembangan fisik yang seimbang
    Disamping itu, program senam dapat pula menyumbang pada pengayaan perbendaharaan gerak pada pesertanya. Dasar-dasar senam akan sangat baik dalam mengembangkan pelurusan (aligment) tubuh, penguasaan dan kesadaran tubuh secara umum dan keterampilan-keterampilan senam. Contohnya meliputi berdiri dengan postur tubuh yang baik, menggantung dalam posisi terbalik serta menampilkan variasi gulingan berturut-turut. 
    Singkatnya kemampuan-kemampuan yang dikembangkan ketika mengikuti kegiatan senam bersifat sangat fundamental terhadap gerak secara umum. Dalam kaitannya inilah kegiatan senam dapat dianggap membantu anak untuk mempersiapkan diri untuk bisa berhasil pada cabang-cabang olahraga yang lain.
  • Manfaat Mental dan Sosial 
    Ketika mengikuti program senam, anak harus dituntut untuk berpikir sendiri tentang pengembangan keterampilannya. Untuk itu anak harus mampu menggunakan kemampuan berpikirnya secara kreatif melalui pemecahan masalah-masalah gerak, dengan demikian anak akan berkembang kemampuan mentalnya. Terakhir adalah diyakini bahwa terdapat sumbangan yang sangat besar dari program senam dalam meningkatkan self-concept (konsep diri) ini bisa terjadi karena kegiatan senam menyediakan begitu banyak pengalaman dimana anak mampu mengontrol tubuhnya dengan keyakinan dan tingkat keberhasilan yang tinggi, sehingga memungkinkan membantunya membentuk konsep yang positif.  
  • Kerangka Berpikir
    Semua bentuk kegiatan manusia selalu memerlukan dukungan fisik/jasmani, sehingga masalah kemampuan fisik/jasmani merupakan factor dasar harus selalu dipelihara dan bahkan ditingkatkan agar kemampuan untuk menghadapi tugas-tugas extra. 
    Untuk meningkatkan kebugaran jasmani tersebut diatas perlu adanya bentuk latihan olahraga dengan cukup dan teratur (secara terus menerus misalnya dalam satu minggu tiga atau empat kali latihan), maka akan sangat berpengaruh sekaligus memberi dampak positif terhadap kebugaran jasmani. Hal ini disebabkan selain otot-otot bertambah besar dan kuat, juga mengani jantung dan organ-organ tubuh lainnya akan berfungsi lebih baik dan lebih kuat lagi. Hal ini dapat kita buktikan dengan orang yang selalu melakukan latihan kegiatan olahraga secara teratur, dengan orang yang tidak pernah melakukan latihan kegiatan olahraga akan tampak jelas, kebugaran jasmani, kekuatan, kecepatan, maupun daya tahan mereka yang terlatih teratur dengan orang yang tidak pernah sama sekali. 
    Dengan memperhatikan hal tersebut diatas, maka olahraga yang dapat meningkatkan derajat kebugaran jasmani adalah olahraga aerobik. Penulis memilih senam aerobik dengan asumsi : Peningkatan dan pemeliharaan kapasitas aerobik merupakan sasaran utama olahraga ini pada senam gerakannya dapat dibuat yang menjangkau seluruh persendian dan otot, dalam dosis-dosis mulai dari paling ringan, khusus untuk pelemasan dan perluasan pergerakan persendian sampai pada bentuk-bentuk gerakan untuk meningkatkan dan kekuatan daya tahan otot, senam aerobik dengan meramunya dari gerakan-gerakan yang ada sehingga memenuhi criteria olahraga aerobik. 
    Dalam berolahraga ada porsi tertentu agar tubuh tetap bugar. Porsi olahraga yang baik dengan memenuhi FITT yakni Frewuency, Inetensity, Time and Type. Frekuensi olahraga senam apapun dilakukan 3-5 kali seminggu dengan durasi 20-60 menit. Intensitas atau beban sekitar 60-90% dari HR (denyut nadi maksimal). 
    Menurut Megah (www.google.com/aerobik/2004), untuk mencapai efek latihan maka olahraga harus dilakukan sesering mungkin. Sekurang-kurangnya 33 kali hingga 5 kali dalam seminggu. Selain harus memperhatikan keteraturan berolahraga juga penting memperhatikan keteraturan dalam beristirahat, tidur serta menu yang baik dan seimbang. “untuk mencapai hasik maksimal harus ada regularitas. Olahraga tidak kurang dari tiga kali seminggu dan beristirahat tidak lebih dari dua hari”.

Shalat Untuk Orang Tua

Shalat untuk orang tua (shalat birrul walidayn) adalah shalat untuk berbakti kepada kedua orang tua. Shalat ini dilakukan oleh anak untuk kedua orang tuanya, untuk mewujudkan kebarbaktian kepada mereka, baik mereka masih hidup atau telah berpulang ke hadirat Allah SWT 

Rasulullah SAW pernah ditanyai: “Siapakah yang paling besar haknya terhadap seseorang?” Beliau menjawab: “Kedua orang tuanya.” Kemudian beliau bersabda: “Sesungguhnya anak yang berbakti kepada kedua orang tuanya saat mereka masih hidup, tetapi setelah mereka meninggal ia tidak memohonkan ampunan untuk mereka, maka ia dicatat sebagai anak yang durhaka kepada keduanya. Dan sesungguhnya anak yang durhaka kepada kedua orang tuanya saat mereka masih hidup, tapi sesudah mereka meninggal ia memperbanyak istighfar untuk mereka, maka ia dicatat sebagai anak yang berbakti.” (Al-Mustadrak 2:112).

Shalat ini diajarkan oleh Rasulullah saw dan keluarganya. Shalat ini dilakukan dua rakaat dengan niat untuk berbuat baik dan berbakti kepada kedua orang tua. Caranya:

1. Rakaat pertama : sesudah surat Fatihah membaca surat Ibrahim/14: 41 (10 kali) yaitu: 
    Rabbanaghfirlî wa li-wâlidayya wa lil-mu’minîna yawma yaqûmul hisâb
    Ya Tuhan kami, ampuni aku dan kedua orang tuaku serta orang-orang mukmin pada hari
    terjadinya hisab (hari kiamat).

2. Rakaat kedua : sesudah surat Fatihah membaca surat Nuh/71: 28 (10 kali) yaitu:
    Rabbighfirlî wa li-wâlidayya wa liman dakhala baytî mu’minan wa lil-mu’minîna wal
     mu’minât.
    Ya Tuhanku, ampuni aku dan kedua orang tuaku, dan orang yang masuk ke rumahku dengan
    beriman, serta seluruh mukminin dan mukminat.

Setelah salam membaca doa berikut 10 kali Rabirhamhumâ kamâ rabbayanî shaghîrâ. Ya Tuhanku, kasihani mereka berdua sebagaimana mereka mendidikku di waktu aku kecil. (Mafâtihul Jinân, bab 2, halaman 215)

Untuk Lebih Lengkapnya Lihat : Disini

Kebugaran Jasmani

Kesegaran jasmani pada hakekatnya adalah kemampuan tubuh untuk melakukan tugas dan pekerjaan sehari-hari tanpa menimbulkan kelelahan yang berarti, sehingga tubuh masih memiliki simpanan tenaga untuk mengatasi beban kerja tambahan. Menurut President’s Council on Physical Fitness and sports yang dikutip P3IPTEK Olaharaga MENPORA (1999) definisi kesegaran jasmani adalah :

“kemampuan untuk melakukan kegiatan sehari-hari dengan penuh vitalitas dan kewaspadaan tanpa mengalami kelelahan yang berarti dan masih cukup energi untuk bersantai pada waktu luang dan menghadapi hal-hal yang sifatya darurat (emergenci)”.
Sedangkan menurut Santosa (1992:17) kesegaran jasmani adalah “kesanggupan fisik untuk melakukan tugas sehari-hari tanpa mengalami kelelahan yang berlebihan dan pulih kembali esok harinya”.

Kesegaran jasmani yang tinggi diperlukan oleh semua orang termasuk anak usia sekolah mulai taman kanak-kanak sampai sekolah tingkat lanjutan. Dengan memiliki kesegaran jasmani tinggi siswa mampu melakukan aktifitas sehari-hari dengan waktu lebih lama disbanding siswa yang memiliki tingkat kesegaran jasmani rendah.

Menurut Megah, (www.google.com/Aerobik/2004) olahraga yang bias menciptakan kebugaran adanya olahraga aerobik seperti lari, jalan kaki, senan, bersepeda dan sebagainya. Tetapi intinya diperlukan tiga fase dalam mengkondisikan kebugaran yaitu :

  1. Fase persiapan (preparatory phase), pada fase ini, orang mempersiapkan system kardioresirasi dan otot untuk siap berlatih. “Bebannya harus mulai dari yang ringan dan ditingkatkan secara bertahap. Progresivitas latihan juga dilakukan secara bertahap baik itu intensitas dan frekuensi latihan”. Bagi pemula dengan kondisi tubuh yang belum bisa memulai dengan berlari-lari kecil atau berjalan tiga kali seminggu dengan pencapaian target denyut nadi sekitar 60% dari denyut nadi maksimal, selama 10-15 menit. Latihan ini terus dilanjutkan sampai tidak merasa kelelahan atau pegal otot. Jika rasa lelah dan pegal otot tidak terasa lagi, maka dari itu berarti latihan sudah bisa ditingkatkan menjadi tiga kali seminggu selama 16-20 menit atau pencapaian denyut nadi target 70% dari denyut nadi maksimal. “jika dapat mempertahankan keadaan ini tanpa terasa lelah selama 25 menit sampai 30 menit, itu berarti siap memasuki fase berikutnya”
  2. Fase pengkondisian (Conditioning phase), yang bertujuan untuk memperbaiki kebugaran kardiorespiratori misalnya dengan berlari di treadmill. Orang harus memulai dari pencapaian pada fase persiapan dengan menaikkan secara bertahap lamanya waktu berolahraga yaitu satu atau dua menit setiap minggunya sampai tercapai waktu 20-30 menit berlari. 
  3. Pada fase ketiga yang disebut dengan maintenance phase merupakan level tertinggi dari fase kedua. Biasanya orang tidak perlu lagi meningkatkan latihan lebih lanjut, pada fase ini kita hanya perlu mempertahankan kondisi kebugaran yang sudah ada. Dengan berolahraga 45 sampai 60 menit termasuk pemanasan dan pendinginan dengan intensitas sebanyak dua kali seminggu sudah cukup untuk mempertahankan kebugaran.  
    Dalam berolahraga ada porsi tertentu agar tubuh tetap bugar porsi olahraga yang baik dengan memenuhi FITT yakni Frewuensy, Intensitas, Time and Type. Frekuensi olahraga senam apapun dilakukan 3-5 kali seminggu dengan durasi 20-60 menit. Intensitas atau beban sekitar 60%-90% dari HR (denyut nadi maksimal). Caranya 220 dikurangi usia, angka 220 adalah angka absolute. Misalnya usia anda 20 tahun, 220 dikurang usia hasilnya 200 berolahragalah 60% dari angka itu. Selain itu, perhatikan type maksudnya jenis aktivitas yang melibatkan kelompok otot-otot besar (berjalan, lari, berenang, bersepeda, senam).

Hakikat Kebijakan dan Pengambilan Keputusan Inovasi

Istilah kebijakan biasanya dianalogikan kepada unsur penguasa yang secara politis memegang posisi kunci dalam mengambil keputusan. Kebijakan merupakan rangkaian konsep dan asas yang menjadi garis besar dan dasar rencana dalam pelaksanaan suatu pekerjaan, kepemimpinan, dan cara bertindak (tentang pemerintahan, organisasi, dsb.) (Kamus Besar bahasa Indonesia, 1989 : 115) Dengan demikian, kebijakan inovasi artinya rangkaian konsep dan asas pelaksanaan inovasi.

Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI, 1989 : 715) disebutkan bahwa keputusan berarti 1) hasil pemutusan; yang sudah dipikirkan, dan 2) ketetapan. Merujuk kepada pengertian ini, maka sebuah keputusan mestilah sebuah obyek dari seseorang atau sekelompok orang yang telah memikirkan sesuatu, membicarakannya, dan kemudian membuat ketetapan atas apa yang dipikirkan dan dibicarakannya itu.

Beranalog pada uraian di atas, keputusan inovasi berarti ketetapan tentang inovasi yang sebelumnya telah mengalami proses pemikiran dan perbincangan. Di atas dikatakan bahwa inovasi merupakan wujud dari sebuah komitmen, maka proses membuat keputusan adalah wujud daro proses komitmen itu.

Ayi dan Udin (.... : 21) menyebutkan bahwa proses keputusan inovasi ialah proses yang dilalui (dialami) individu (unit pengambil keputusan yang lain), dari yang mulai pertama mengetahui adanya inovasi, kemudian dilanjutkan dengan keputusan setuju terhadap inovasi, penetapan keputusan menerima atau menolak inovasi, implementasi inovasi, dan konfirmasi terhadap keputusan inovasi yang telah disampaikan. Jelaslah bahwa keputusan inovasi diambil setelah melalui proses musyawarah, atau setidaknya rembugan bersama antar individu atau unit pengambil keputusan lainnya.

Pengambilan keputusan inovasi tidak dapat dilakukan oleh seseorang dan untuk dirinya sendiri tanpa dimusyawarahkan dengan pihak lainnya yang terkait. Seorang guru matematika, misalnya, akan melakukan inovasi penerapan metode terbaru hasil temuannya. Ketika sebelum melakukan implementasi, ia harus melakukan dialog dengan beberapa pihak, antara lain Kepala Sekolah, dan atau guru matematika atau guru bidang studi lain untuk mendapat dukungan. Komitmen yang dihasilkan sebelum implementasi akan menguntungkan pelaksana inovasi, karena tanggung jawab atas segala resiko dari pengimplementasian inovasi itu ditanggung bersama.

Di sini jelas tergambar, bahwa proses keputusan inovasi bukan sesuatu yang berjalan secara instan, terjadi pada suatu ketika, tanpa perencanaan. Akan etapi ia merupakan suatu proses yang panjang, mengalami beberapa tahapan pertimbangan. Dalam hal ini, pertimbangan merupakan media antara sebelum suatu inovasi diterima atau ditolak. Mengajukan gagasan inovasi merupakan kegiatan pengajuan sesuatu yang tidak pasti. Dikatakan demikian, karena keputusan inovasi pada hakikatnya merupakan keputusan yang diawali dengan ketidakpastian (uncertainty). Inilah justru yang membedakan keputusan inovasi dengan keputusan-keputusan lainnya yang bersifat mutlak kepastiannya.

Sebuah contoh dapat dikemukakan di sini. Suatu ketika seseorang dihadapkan pada dua pilihan yang harus diputuskan, antara mengantar istrinya belanja ke mall atau pergi menghadiri pengajian. Jika salah satu diambil, maka akibat yang lainnya akan diketahui. Keputusan yang diambil Pak Juhaeri ini bukan merupakan keputusan inovasi, karena proses keputusannya jelas, menerima yang satu dan menolak yang lainnya, dan keduanya sudah sering dilakukan.

Berbeda dengan keputusan orang terpencil di Papua misalnya, ketika mereka harus memilih memakai baju padahal sebelumnya mereka tidak pernah memakai baju. Ini merupakan keputusan inovasi, karena terdapat perubahan pada diri orang-orang terpencil itu. Artinya, aspek primitif kemudian berubah dengan adanya kemauan memakai baju. Perlu dicatat, bahwa salah satu modal dasar inovasi adalah munculnya kemauan pada diri individu atau sekelompok individu yang mempunyai komitmen mencapai tujuan secara bersama-sama.

Download Software Reseter Printer dan Yang Lainnya

Pengertian Difusi Inovasi

Inovasi
Inovasi didefinisikan sebagai suatu ide, praktek atau obyek yang dianggap sebagai sesuatu yang baru oleh seorang individu atau satu unit adopsi lain. Thompson dan Eveland (1967) mendefinisikan inovasi sama dengan teknologi, yaitu suatu desain yang digunakan untuk tindakan instrumental dalam rangka mengurangi ketidak teraturan suatu hubungan sebab akibat dalam mencapai suatu tujuan tertentu. Jadi, inovasi dapat dipandang sebagai suatu upaya untuk mencapai tujuan tertentu. Fullan (1996) menerangkan bahwa tahun 1960-an adalah era dimana banyak inovasi-inovasi pendidikan kontemporer diadopsi, seperti matematika, kimia dan fisika baru, mesin belajar (teaching machine), pendidikan terbuka, pembelajaran individu, pengajaran secara team (team teaching) dan termasuk dalam hal ini adalah sistem belajar mandiri. 

Difusi 
Difusi didefinisikan sebagai suatu proses dimana suatu inovasi dikomunikasikan melalui saluran tertentu selama jangka waktu tertentu terhadap anggota suatu sistem sosial. Difusi dapat dikatakan juga sebagai suatu tipe komunikasi khusus dimana pesannya adalah ide baru. Disamping itu, difusi juga dapat diangap sebaai suatu jenis perubahan sosial yaitu suatu proses perubahan yang terjadi dalam struktur dan fungsi sistem sosial. Jelas disini bahwa istilah difusi tidak terlepas dari kata inovasi. Karena tujuan utama proses difusi adalah diadopsinya suatu inovasi oleh anggota sistem sosial tertentu. Anggota sistem sosial dapat berupa individu, kelompok informal, organisasi dan atau sub sistem. 

Unsur-Unsur Difusi Inovasi 
Proses difusi inovasi melibatkan empat unsur utama, meliputi 1) inovasi; 2) saluran komunikasi; 3) kurun waktu tertentu; dan 4) sistem sosial. 

Komunikasi dan Salurannya
Komunikasi adalah proses dimana partisipan menciptakan dan berbagi informasi satu sama lain untuk mencapai suatu pemahaman bersama. Seperti telah diunkapkan sebelumnya bahwa difusi dapat dipandang sebagai suatu tipe komunikasi khusus dimana informasi yang dipertukarkannya adalah ide baru (inovasi). 

Dengan demikian, esensi dari proses difusi adalah pertukaran informasi dimana seorang individu mengkomunikasikan suatu ide baru ke seseorang atau beberapa orang lain. Rogers menyebutkan ada empat unsur dari proses komunikasi ini, meliputi: 1) inovasi itu sendiri; 2) seorang individu atau satu unit adopsi lain yang mempunyai pengetahuan atau pengalaman dalam menggunakan inovasi; 3) orang lain atau unit adopsi lain yang belum mempunyai pengetahuan dan pengalaman dalam menggunakan inovasi; dan 4) saluran komunikasi yang menghubungkan dua unit tersebut. Jadi, dapat disimpulkan bahwa komunikasi dalam proses difusi adalah upaya mempertukarkan ide baru (inovasi) oleh seseorang atau unit tertentu yang telah mempunyai pengetahuan dan pengalaman dalam menggunakan inovasi tersebut (innovator) kepada seseorang atau unit lain yang belum memiliki pengetahuan dan pengalaman mengenai inovasi itu (potential adopter) melalui saluran komunikasi tertentu. 

Sementara itu, saluran komunikasi tersebut dapat dikategorikan menjadi dua yaitu: 1) saluran media massa (mass media channel); dan 2) saluran antarpribadi (interpersonal channel). Media massa dapat berupa radio, televisi, surat kabar, dan lain-lain. Kelebihan media massa adalah dapat menjangkau audiens yang banyak dengan cepat dari satu sumber. Sedangkan saluran antarpribadi melibatkan upaya pertukaran informasi tatap muka antara dua atau lebih individu. 

Waktu 
Waktu merupakan salah satu unsur penting dalam proses difusi. Dimensi waktu, dalam proses difusi, berpengaruh dalam hal: 1) proses keputusan inovasi, yaitu tahapan proses sejak seseorang menerima informasi pertama sampai ia menerima atau menolak inovasi; 2) keinovativan individu atau unit adopsi lain, yaitu kategori relatif tipe adopter (adopter awal atau akhir); dan 3) rata-rata adopsi dalam suatu sistem, yaitu seberapa banyak jumlah anggota suatu sistem mengadopsi suatu inovasi dalam periode waktu tertentu.

Sistem Sosial 
Sangat penting untuk diingat bahwa proses difusi terjadi dalam suatu sistem sosial. Sistem sosial adalah satu set unit yang saling berhubungan yang tergabung dalam suatu upaya pemecahan masalah bersama untuk mencapai suatu tujuan. Anggota dari suatu sistem sosial dapat berupa individu, kelompok informal, organisasi dan atau sub sistem. Proses difusi dalam kaitannya dengan sistem sosial ini dipengaruhi oleh struktur sosial, norma sosial, peran pemimpin dan agen perubahan, tipe keputusan inovasi dan konsekuensi inovasi. 

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Adopsi Inovasi 
Seperti telah diungkapkan sebelumnya bahwa tujuan utama proses difusi adalah agar diadopsinya suatu inovasi. Namun demikian, seperti terlihat dalam model proses keputusan inovasi, ada beberapa faktor yang mempengaruhi proses keputusan inovasi tersebut. 

Berikut ini adalah penjelasan dari beberapa faktor yang mempengaruhi proses keputusan inovasi. Karakteristik Inovasi Rogers (1983) mengemukakan lima karakteristik inovasi meliputi: 1) keunggulan relatif (relative advantage), 2) kompatibilitas (compatibility), 3) kerumitan (complexity), 4) kemampuan diuji cobakan (trialability) dan 5) kemampuan diamati (observability). 

Keunggulan relatif adalah derajat dimana suatu inovasi dianggap lebih baik/unggul dari yang pernah ada sebelumnya. Hal ini dapat diukur dari beberapa segi, seperti segi eknomi, prestise sosial, kenyamanan, kepuasan dan lain-lain. Semakin besar keunggulan relatif dirasakan oleh pengadopsi, semakin cepat inovasi tersebut dapat diadopsi. Kompatibilitas adalah derajat dimana inovasi tersebut dianggap konsisten dengan nilai-nilai yang berlaku, pengalaman masa lalu dan kebutuhan pengadopsi. Sebagai contoh, jika suatu inovasi atau ide baru tertentu tidak sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku, maka inovasi itu tidak dapat diadopsi dengan mudah sebagaimana halnya dengan inovasi yang sesuai (compatible). 

Kerumitan adalah derajat dimana inovasi dianggap sebagai suatu yang sulit untuk dipahami dan digunakan. Beberapa inovasi tertentu ada yang dengan mudah dapat dimengerti dan digunakan oleh pengadopsi dan ada pula yang sebaliknya. Semakin mudah dipahami dan dimengerti oleh pengadopsi, maka semakin cepat suatu inovasi dapat diadopsi. 

Kemampuan untuk diuji cobakan adalah derajat dimana suatu inovasi dapat diuji-coba batas tertentu. Suatu inovasi yang dapat di uji-cobakan dalam seting sesungguhnya umumnya akan lebih cepat diadopsi. Jadi, agar dapat dengan cepat diadopsi, suatu inovasi sebaiknya harus mampu menunjukan (mendemonstrasikan) keunggulannya. Kemampuan untuk diamati adalah derajat dimana hasil suatu inovasi dapat terlihat oleh orang lain. Semakin mudah seseorang melihat hasil dari suatu inovasi, semakin besar kemungkinan orang atau sekelompok orang tersebut mengadopsi. Jadi dapat disimpulkan bahwa semakin besar keunggulan relatif; kesesuaian (compatibility); kemampuan untuk diuji cobakan dan kemampuan untuk diamati serta semakin kecil kerumitannya, maka semakin cepat kemungkinan inovasi tersebut dapat diadopsi.

Tinjauan Tentang Senam

Senam merupakan salah satu cabang olahraga yang sudah dikenal, baik di lembaga pendidikan seperti di sekolah-sekolah maupun dimasyarakat luas pada umumnya. Kata senam merupakan terjemahan dari bahasa Yunani “gymnast” yang berarti telanjang. Senam menurut Hidayat (1995) dalam Agus (1999:9) yaitu : “Suatu latihan tubuh yang dipilih dan dikonstruk dengan sengaja dilakukan secara sadar dan terencana, disusun secara sistematis dengan tujuan meningkatkan kesegaran jasmani, mengembangkan keterampilan, dan menanamkan nilai-nilai menta spiritual. 

Sedangkan menurut Peter H. Werner (1994), dalam Agus (1999:9) yang menyatakan bahwa : “Senam dapat diartikan sebagai bentuk latihan tubuh pada lantai pada alat yang dirancang untuk meningkatkan daya tahan, kekuatan, kelentukan kelincahan, koordinasi, serta control tubuh.” Sukiyo dalam Hidayat (1991:2) menyatakan : “Senam adalah latihan jasmani yang diciptakan dengan sengaja, disusun secara sistematis dan dilakukan secara sadar dengan tujuan membentuk dan mengembangkan pribadi secara harmonis. 

Dari pernyataan-pernyataan diatas dapat disimpulkan, bahwa senam merupakan suatu periode latihan tubuh yang disiapkan secara terencana untuk menghasilkan peningkatan kebugaran jasmani seseorang. Menurut FIG (Federation Internasionale de Gymnastique) atau yang dikenal dengan Federasi Senam Internasional dalam Agus (1999:12) senam dibagai menjadi 6 (enam) kelompok yaitu : 
  1. Senam artistic (artistic gymnastics) 
  2. Senam ritmik sportif (sportif rhythmic gymnastics) 
  3. Senam aerobik sport (sports aerobik) 
  4. Senam trampoline (trampolinning) 
  5. Senam umum (general gymnastics) 
Dan keenam jenis senam tersebut maka senam Ayo bersatu termasuk ke dalam jenis senam umum, karena mencakup olahraga aerobik yang merupakan suatu pembinaan olahraga kesehatan dimasyarakat. Menurut Sumanto dan Sukiyo dalam Hidayat (1994:118), yang mengemukakan manfaat senam yang dilakukan dengan cara yang benar dan teratur dalam jangka waktu yang cukup antara lain memungkinkan untuk : 
  1. Mempertahankan dan atau meningkatkan taraf kesegaran jasmani yang baik. 
  2. Mengadakan koreksi terhadap kekurangbenaran sikap dan gerak 
  3. Membentuk sikap dan gerak 
  4. Membentuk kondisi fisik (semisal kekuatan otot, kelincahan, ketahanan, keluwesan, kecepatan)
  5. Membentuk berbagai sikap kejiwaan (semisal keberanian, kepercayaan diri, kesanggupan bekerja sama) 
  6. Memberikan rangsangan bagi pertumbuhan tubuh, khususnya bagi anak-anak 
  7. Memupuk rasa tanggung jawab terhadap kesehatan diri sendiri dan masyarakat 
Begitu besar menfaatnya bila kita melakukan senam, bagi kesehatan jasmani dan rohani kita. Seperti yang diungkapkan WHO definisi sehat dalam Giriwijoyo (1992:48), yaitu : “sejahtera jasmani, rohani, dan sosial, bukan saja bebas dari penyakit, cacat ataupun kelemahan”. Selain berguna bagi kesehatan, senam juga berguna untuk meningkatkan kebugaran jasmani seseorang, seperti yang diungkapkan Giriwijoyo (1992:15), bahwa : “kebugaran jasmani adalah kecocokan keadaan fisik terhadap tugas yang harus dilaksanakan oleh fisik”. 

Dengan melakukan senam yang teratur dan benar maka akan terjadi perubahan yang menyeluruh bagi peningkatan kemampuan fungsional kita. Seseorang yang melakukan senam akan mengalami perubahan-perubahan, itu akan segera dirasakan dan dilihat namun segera hilang sehingga perubahan yang sifatnya menetap, yaitu perubahan yang tidak dapat segera dirasakan namun akan tetap nampak. Perubahan tetap ini ada pada diri seseorang sebagai akibat dari kerja jasmani yang dilakukan secara teratur dalam melakukan kegiatan. 

Perubahan-perubahan fisiologis bila seseorang melakukan senam akan menuju pada suatu perubahan yang menyeluruh, yaitu meningkatnya kemampuan fungsional tubuh. Adapaun wujudnya seperti yang dijelaskan oleh Giriwijoyo (1992:31), yaitu : 
  1. Lebih mampu dan lebih tahan bergerak/bekerja 
  2. Tidak mudah lelah 
  3. Cepat pulih dari kelelahan 
  4. Berkurangnya resiko untuk mendapatkan penyakit-penyakit non infeksi khususnya jantung dan pembuluh darah 
  5. Perubahan pada aspek rohani yaitu tumbuh untuk kepercayaan pada diri sendiri 
  6. Perubahan pada aspek sosial : Olahraga kesehatan dengan pesertanya yang berjumlah missal memungkinkan terjadinya hubungan sosial yang lebih baik bagi anggota-anggotanya

Konsep dan Falsafah Penjas

Pendidikan jasmani merupakan bagian penting dari proses pendidikan. Artinya, penjas bukan hanya dekorasi atau ornamen yang ditempel pada program sekolah sebagai alat untuk membuat anak sibuk. Tetapi penjas adalah bagian penting dari pendidikan. Melalui penjas yang diarahkan dengan baik, anak akan mengembangkan keterampilan yang berguna bagi pengisian waktu senggang, terlibat dalam aktivitas yang kondusif untuk mengembangkan hidup sehat, berkembang secara sosial, dan menyumbang pada kesehatan fisik dan mentalnya. 

Meskipun penjas menawarkan kepada anak untuk bergembira, tidaklah tepat untuk mengatakan pendidikan jasmani diselenggarakan semata-mata agar anak bergembira dan bersenang-senang. Bila demikian seolah-olah pendidikan jasmani hanyalah sebagai mata pelajaran “selingan”, tidak berbobot, dan tidak memiliki tujuan yang bersifat mendidik. 

Pendidikan jasmani merupkan wahana pendidikan, yang memberikan kesempatan bagi anak untuk mempelajari hal-hal yang penting. Olah karena itu, pelajaran penjas tidak kalah penting dibandingkan dengan pelajaran lain seperti : Matematika, Bahasa, IPS, dan IPA, serta lain-lain. 

Namun demikian tidak semua guru penjas menyadari hal tersebut, sehingga anggapan bahwa penjas boleh dilaksanakan secara serampangan. Hal ini tercermin dari berbagai gambaran negatif tentang pembelajaran penjas, mulai dari kelemahan proses yang menetap misalnya membiarkan anak bermain sendiri sehingga rendahnya mutu hasil pembelajarannya, seperti kebugaran jasmani yang rendah. 

Di kalangan guru penjas sering ada anggapan bahwa pelajaran pendidikan jasmani dapat dilaksanakan seadanya, sehingga pelaksanaannya cukup dengan menyuruh anak pergi ke lapangan, menyediakan bola sepak untuk laki-laki dan bola voli untuk perempuan. Guru tinggal mengawasi di pinggir lapangan.

Download filenya Contoh Konsep dan Falsafah Penjas

Nitro Profesional PDF Converter

Butuh Software converter PDF. Nitro Profesional adalah solusinya. dengan software ini anda tidak perlu repot-repot lagi untuk mengkonvert file.

Adapun kelebihan Software ini adalah multi fungsi seperti conver PDF ke Word, Excel, RTF, dan dari scanner atau file dan yang lainnya. Jadi kalau masih ragu silahkan dicoba dulu...

download fileNitro Profesional 32 Bit











 
Support : Johny Template | Mas Template
Copyright © 2013. Husni Tamrin Blog...... - All Rights Reserved
Template Modify by Creating Website
Powered by Blogger