Home » , , , » Klasifikasi Keterampilan

Klasifikasi Keterampilan

Keterampilan dapat diklasifikasikan menjadi beberapa macam keterampilan dan kelas-kelasnya. Pengkelasan ini dimaksudkan untuk membantu para peneliti dan pendidik dalam upaya menerapkan keterampilan dalam keperluan penelitian atau pengajarannya. Dengan mengetahui perbedaan-perbedaan dalam keterampilan tersebut, maka akan mudahlah bagi pendidik untuk membuat pentahapan pernbelajarannya.

Banyak pendekatan yang telah dikembangkan untuk mengklasifikasi¬kan keterampilan gerak. Setiap sistem klasifikasi didasarkan pada hakikat umum dari keterampilan gerak dikaitkan dengan aspek-aspek spesifik dari keterampilan tersebut. Setidaknya ada tiga sistem yang dapat dikemukakan disini, yaitu dilihat dari atau dikaitkan dengan :
• Stabilitas lingkungan,
• Jelas tidaknya titik awal serta akhir dari gerakan, dan
• Ketepatan gerakan yang dimaksud

Keterampilan Terbuka dan Tertutup
Keterampilan bisa dibedakan antara keterampilan terbuka dan tertutup. Hal ini berkaitan dengan kondisi lingkungan (environment) pada saat keterampilan yang bersangkutan dilakukan. Menurut Schmidt (1991) keterampilan terbuka (open skill) adalah keterampilan yang ketika dilakukan lingkungan yang berkaitan dengannya bervariasi dan tidak dapat diduga. Ini hampir sama seperti yang dikemukakan oleh Magil (1985) yang menyebutkan bahwa keterampilan terbuka adalah keterampilan-keterampilan yang melibatkan lingkungan yang selalu berubah dan tidak bisa diperkirakan. Sebagai contoh dari keterampilan ini misalnya pukulan-pukulan pada stroke tenis atau pukulan pada softball yang kedatangan bolanya dari lawan sering tidak bisa diduga sebelumnya, baik dalam hal kecepatannya maupun dalam hal arahnya. Dalam hal ini Gentile (1972) mengatakan bahwa, “…..pelaku harus bertindak atas rangsangan yang datang”. Dengan demikian, pelaku tidak bisa menunggu atau berdiri di satu titik saja atau memukul bola dengan jenis pukulan tertentu saja, tetapi lebih ditentukan oleh arah dan kecepatan dari bola yang datang. Untuk bisa berhasil dengan baik, maka pemain harus bergerak dan bertindak sesuai dengan lokasi ruang dari bola serta tuntutan kecepatannya. Marilah kita batasi saja keterampilan terbuka ini sebagai keterampilan yang pelaksanaannya lebih ditentukan oleh lingkungan yang tidak tetap dan tidak bisa diduga. Keterampilan Tertutup (closed skill) menunjukkan keterampilan yang sebaliknya. Schmidt dan Magil sama-sama mendefinisikan keterampilan tertutup ini sebagai keterampilan yang dilakukan dalam lingkungan yang relatif stabil dan dapat diduga. Contohnya seperti keterampilan-keterampil¬an yang menjadi ciri olahraga bowling, golf, panahan, senam atau renang. Kesemua keterampilan dalam olahraga di atas merupakan keterampilan yang ditentukan oleh pemain atau pelaku, tanpa harus dibatasi oleh lingkungan sekitar. Cobalah lihat pada olahraga panahan misalnya. Si pemanah hanya melepaskan anak panahnya dari busur pada saat yang ia rasa tepat. Atau lihat juga olahraga golf. Pegolf hanya memukul bola kapan saja ia mau. Oleh karena itu kedua keterampilan ini sering juga dipertukarkan dengan mudah dengan istilah self-paced skill (closed skil ) dan external-paced skill (open skill). Dalam hal ini Gentile mengatakan bahwa kedua keterampilan di atas bukanlah merupakan suatu dikotomi, melainkan lebih merupakan sebuah kontinum, yaitu adanya keterhubungan yang semakin berubah dari ujung satu ke ujung yang lain, namun tidak terpisahkan. Untuk membantu memahami adanya kontinum tersebut. Dibawah ini akan diperlihatkan gambar berikut (dikutip dari Magil, 1985)

Keterampilan Diskrit, Kontinuous, dan Serial
Cara kedua dalam membedakan jenis keterampilan yakni dengan menghubungkannya dengan berlangsungnya Perilaku dari keterampilan tersebut, antara keterampilan yang berlangsung singkat diperbandingkan dengan keterampilan yang berlangsung terus menerus dalam waktu lama. Atau seperti dikemukakan di atas, keterampilan ini dibedakan dengan melihat jelas tidaknya antara titik awal dan titik akhir dari gerakan yang dimaksud. Keterampilan diskrit (discrete skill) diartikan oleh Schmidt sebagai keterampilan yang dapat ditentukan dengan mudah diawal dan akhir dari gerakannya, yang lebih sering berlangsung dalam waktu singkat, seperti melempar bola, menendang bola, gerakan-gerakan dalam senam artistik, atau menembak. Keterampilan-keterampilan semacam ini tentu saja dianggap penting dalam olahraga dan permainan karena menentukan pencapaian tujuan dalam olahraga yang bersangkutan. Di ujung lain dari ukuran keterampilan tersebut yakni keterampilan berkelanjutan (continuous skill), yang pelaksanaannya tidak memperlihatkan secara jelas mana awal dan mana akhir dari suatu keterampilan. Magil menyebutkan bahwa suatu keterampilan mempunyai awal dan akhir gerakan yang selalu berubah-ubah, maka keterampilan ini dikategorikan sebagai keterampilan berkelanjutan. " Dalam hal ini bisa jadi pelakulah yang menentukan titik awal dan titik akhir dari keterampilan termaksud, dan bukan keterampilan itu sendiri. Contoh dari keterampilan ini dapat kita temui dalam renang atau lari, yang titik awal dan akhirnya ditentukan oleh si pelaku. Contoh lain dalam bidang lain bisa dikemukakan seperti me¬ngendarai mobil, di mana si pengendaralah yang menentukan berlangsungnya aksi mengendarai tersebut. Lalu bagaimana dengan keterampilan serial? Keterampilan Serial (serial skill) menurut Schmidt adalah keterampilan yang sering dianggap sebagai suatu kelompok dari keterampilan-keterampilan diskrit, yang digabung untuk membuat keterampilan baru atau keterampilan yang lebih kompleks. Namur demikian, kata serial disini juga menunjukkan bahwa urutan dari keterampilan-keterampilan yang digabung tadi merupakan hal yang penting dalam berhasilnya melakukan keterampilan ini. Jadi tidak sembarangan asal menggabungkan. Memindahkan gigi (gear) dalam mengendarai mobil misalnya, adalah keterampilan serial yang dibangun oleh tiga macam keterampilan diskrit yang digabungkan: mengangkat dari menekan gas, menginjak kopling, serta memindahkan gigi. Contoh lain bisa juga dilihat pada rangkaian senam artistik.

Keterampilan Gerak Kasar dan Keterampilan Gerak Halus

Pengklasifikasian yang terakhir dikenal dengan keterampilan gerak kasar dan keterampilan gerak halus, dimana ketepan menjadi penentu dari keberhasilannya. Magil membatasi Keterampilan Gerak Kasar (gross motor skill) sebagai keterampilan yang bercirikin gerak yang melibatkan kelompok otot-otot besar sebagai dasar utama gerakannya. Dikatakan demikian karena seluruh tubuh biasanya berada dalam gerakan yang besar, menyeluruh, penuh, dan nyata (Singer, 1980 dan Malina and Bouchard, 1991). Keterampilan ini dengan demikian tidak terlalu menekankan ketepatan (precision) dalam pelaksanaannya, serta tentunya merupakan kebalikan dari keterampilan gerak halus. Berjalan, berlari, melompat, melempar, serta kebanyakan keterampilan dalam olahraga dimasukkan sebagai keterampilan gerak kasar. Namur demikian, berhasilnya penampilan keterampilan ini tetap memerlukan koordinasi gerak tinggi, sebagai tidak ada satu pun keterampilan olahraga yang tidak disertai oleh keterampilan yang halus. Semua gerakan atau tindakan, terdiri dari sebuah kontinum antara antara yang halus dan yang kasar. Sedangkan Keterampilan Gerak Halus (fine motor skill) adalah keterampilan-keterampilan yang memerlukan kemampuan untuk mengontrol otot-otot kecil/halus untuk mencapai pelaksanaan keterampil yang sukses. Biasanya menurut Magil (1985), keterampilan ini melibatkan koordinasi neuromuscular yang memerlukan ketepatan derajat tinggi untuk berhasilnya keterampilan ini. Keterampilan jenis ini sering juga disebut sebagai keterampilan yang memerlukan koordinasi mata-tangan (hand-eye coordination). Menulis, menggambar, dan bermain piano, adalah contoh-contoh dari keterampilan tersebut. Malina (1991) menegaskan hal ini dengan mengemukakan contoh pelaksanaan lambungan bola softball (pitching) yang membutuhkan baik ketepatan dan kecepatan. Ketepatan memerlukan derajat ketelitian dan pengontrolan jari dan tangan, sedangkan kecepatan memerlukan lebih banyak gerak kasar dari lengan dan tubuh untuk memberikan daya lempar yang mencukupi.


Keterampilan Gerak dan Keterampilan Kognitif

Schmidt memasukkan terhadap klasifikasi keterampilan ini keterampilan-keterampilan yang dibedakan antara keterampilan gerak dan keterampilan kognitif. Menurutnva, dalam Keterampilan gerak, penentu utama dari keberhasilannya adalah kualitas dari gerakan itu sendiri tanpa memperhatikan persepsi serta pengambilan keputusan yang berkaitan dengan keterampilan yang dipilih. Contohnya dalam olahraga lompat tinggi pelompat tidak perlu memperhitungkan kapan dan bagaimana ia harus bertindak untuk melompati mistar, tetapi yang harus ia lakukan adalah melompat setinggi dan seefektif mungkin. Dalam keterampilan kognitif hakikat dari gerakannya tidaklah penting, tetapi keputusan-keputusan tentang gerakan apa dan yang mana yang harus dibuat merupakan hal terpenting. Contohnya, dalam olahraga catur. Bukanlah hal yang penting apakah buah catur digerakkan dengan cepat atau pelan-pelan, tetapi yang penting adalah pemain mengetahui buah catur yang mana yang harus digerakkan serta ke mana digerakannya. Pendeknya, keterampilan kognitif terutama berkaitan dengan pemilihan apa yang harus dilakukan, sedangkan keterampilan gerak utama berkaitan dengan bagaimana melakukannya. Ukuaran ini, seperti juga yang lain, hanyalah merupakan kontinum, sebab tidak ada keterampilan yang benar-benar keterampilan kognitif atau benar-benar keterampilan gerak. Setiap keterampilan memerlukan kombinasi dari keduanya. Kebanyakan keterampilan yang nyata biasanya berada diantara kedua ujung dari pengkutuban kedua keterampilan ini dan merupakan kombinasi kompleks dari pembuatan keputusan dan pelaksanaan gerakan.
Jika Anda menyukai Artikel di blog ini, Silahkan klik disini untuk berlangganan gratis via email, dengan begitu Anda akan mendapat kiriman artikel setiap ada artikel yang terbit di Creating Website

0 komentar:

Posting Komentar

 
Support : Johny Template | Mas Template
Copyright © 2013. Husni Tamrin Blog...... - All Rights Reserved
Template Modify by Creating Website
Powered by Blogger